PENGEMBANGAN SMK NEGERI 2 PENGASIH SEBAGAI SEKOLAH CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA (CIBI) UPAYA MEMENUHI TUNTUTAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI) DI ERA GLOBAL
Abstract
Salah satu persoalan krusial dialami oleh SMK sebagai sekolah kejuruan saat ini adalah masih terjadinya kesenjangan (gap) antara dunia SMK dengan dunia kerja baik dalam dimensi kuantitas, kualitas, lokasi, dan waktu, yang belum terorganisir secara formal. Guna mengatasi persoalan dan kelemahan model penyelenggaraan pendidikan kejuruan tersebut, maka pasca dihapuskannya kebijakan model sekolah unggulan yang berlabel RSBI, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan model pendidikan berkualitas baru dengan istilah Sekolah Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI). Melalui model SMK CIBI, akan diperoleh kualitas lulus SMK yang unggul sesuai dengan kebutuhan pangsa tenaga kerja yang siap pakai dan berdaya saing unggul.
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo sebagai model Sekolah CIBI dalam rangka memenuhi tuntutan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) di era global.
Kurikulum pendidikan CIBI dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah serta melibatkan tenaga ahli dari lingkungan perguruan tinggi, berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BNSP.
Pembelajaran yang diberikan kepada siswa SMK CIBI tidak boleh terlalu menekankan pada aspek kognitif semata. Upaya menyeimbangkan pembelajaran tersebut dilakukan dengan menyajikan aspek sintetik dan praktikal. Hal ini dilakukan, agar siswa CIBI memiliki kematangan pengetahuan dan kemampuan untuk menjawab kebutuhan sosial bermasyarakat. Pembelajaran harus berorientasi pada siswa, bukan pada guru. Pembelajaran bagi siswa CIBI harus lebih berorientasi pada pengembangan tuntutan berpikir tinggi (advancei) sehingga kurikulum dikembangkan untuk mendukung bagi upaya terjadinya kegiatan pembelajaran yang bercorak eksplorasi, inguiri dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, materi yang tercakup harus berisikan materi unggul dan problem solving serta memiliki keterkaitan dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Kebijakan pengembangan model pendidikan kejuruan yang berbasis pada CIBI diarahkan pada peningkatan kerjasama dan keselarasan antara dunia pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dunia industri (DU-DI).
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo sebagai model Sekolah CIBI dalam rangka memenuhi tuntutan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) di era global.
Kurikulum pendidikan CIBI dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah serta melibatkan tenaga ahli dari lingkungan perguruan tinggi, berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BNSP.
Pembelajaran yang diberikan kepada siswa SMK CIBI tidak boleh terlalu menekankan pada aspek kognitif semata. Upaya menyeimbangkan pembelajaran tersebut dilakukan dengan menyajikan aspek sintetik dan praktikal. Hal ini dilakukan, agar siswa CIBI memiliki kematangan pengetahuan dan kemampuan untuk menjawab kebutuhan sosial bermasyarakat. Pembelajaran harus berorientasi pada siswa, bukan pada guru. Pembelajaran bagi siswa CIBI harus lebih berorientasi pada pengembangan tuntutan berpikir tinggi (advancei) sehingga kurikulum dikembangkan untuk mendukung bagi upaya terjadinya kegiatan pembelajaran yang bercorak eksplorasi, inguiri dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, materi yang tercakup harus berisikan materi unggul dan problem solving serta memiliki keterkaitan dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Kebijakan pengembangan model pendidikan kejuruan yang berbasis pada CIBI diarahkan pada peningkatan kerjasama dan keselarasan antara dunia pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dunia industri (DU-DI).
Refbacks
- There are currently no refbacks.