Kajian Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Antosianin Beras Merah Varietas Lokal Banyumas pada Budidaya Organik dan Anorganik
Abstract
Beras merah sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat sebaiknya dibudidayakan menggunakan sistem organik, untuk meningkatkan kualitas produksinya, antara lain melalui upaya meminimalkan penggunaan bahan-bahan kimia sintetis dalam praktek budidayanya. Selain itu beberapa senyawa metabolik sekunder yang terkandung di dalamnya justru akan semakin tinggi kandungannya bila tanaman dibudidayakan dalam kondisi cekaman. Sehingga perlu ada tindakan budidaya yang pada akhirnya dapat mencapai produksi yang diinginkan (kuantitas) sekaligus kualitas beras merah sebagai sumber pangan fungsional juga tercapai sesuai harapan. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah : mengetahui aktivitas antioksidan beras merah varietas lokal Banyumas pada budidaya organik dan anorganik, dan mengetahui kandungan antosianin beras merah varietas lokal Banyumas pada budidaya organik dan anorganik. Sedangkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap beberapa hal : dari sisi akademis akan diperoleh informasi penting mengenai aktivitas antioksidan dan kandungan antosianin beras merah varietas lokal Banyumas pada budidaya organik dan anorganik, sebagai landasan pemikiran penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkekaitan, pemecahan masalahan pembangunan, terutama kaitannya dengan ketersediaan sumber pangan fungsional dengan kualitas dan kuantitas setara beras putih, pengembangan ipteks di bidang pertanian tanaman pangan melalui budidaya organik beras merah.Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 10 kali, terdiri dari faktor tunggal yaitu : faktor perlakukan budidaya (B) terdiri dari 2 taraf yaitu B1 = budidaya anorganik; B2 = budidaya organik. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian ditabulasikan dan dianalisis dengan uji F untuk mengetahui keragamannya, menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Apabila hasilnya berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda nyataterkecil (BNT) pada taraf 5%.Berdasarkan hasil pengamatan tahap pertama dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : perlakuan budidaya beras merah menunjukkan hasil berbeda nyata pada variabel tinggi tanaman, jumlah anakan dan berat kering tajuk 60 hari setelah tanam (hst), dengan nilai rata-rata tertinggi pada perlakuan anorganik untuk ketiga variabel tersebut; perlakuan budidaya beras merah menunjukkan hasil berpengaruh tidak nyata pada variabel berat kering akar (60 hst). Pengamatan pada 90 hst dilakukan pada variabel berat kering tajuk, berat kering akar, kandungan antioksidan dan antosianin, menunjukkan hasil tidak berbeda nyata untuk semua variabel.
Keywords: Anorganik, antioksidan, antisianin, beras merah,organik
Refbacks
- There are currently no refbacks.