POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
Abstract
Makalah ini bertujuan mengungkap potensi dan peluang pengembangan kacang tanah di Jateng. Jateng merupakan sentra kacang tanah kedua setelah Jatim dengan luas panen 81.395 ha (produktivitas 1,342 ton/ha) dan memberikan kontribusi 17,91% terhadap luas panen nasional. Namun tingkat produktivitasnya peringkat ketujuh nasional. Kacang tanah memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Namun dalam kebijakan pengembangannya diposisi keempat setelah padi, jagung dan kedelai, bahkan di sebagian daerah kacang tanah dianggap masih merupakan prioritas daerah. Peluang pengembangan kacang tanah masih terbuka, karena masih ada senjang hasil penelitian dan produktivitas aktual (tingkat petani <2 ton/ha, tingkat penelitian 4,8 ton/ha). Untuk mempertahankan keseimbangan unsur hara di dalam tanah dalam budidaya kacang tanah, pemberian pupuk sebanyak 50 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 50-100 kg KCl/ha dapat digunakan sebagai patokan anjuran. Kacang tanah bisa dipanen prakiraan umur 85–90 hari. Sampai Tahun 2019 Indonesia sudah melepas 43 varietas unggul kacang tanah dengan potensi hasil >4,8 ton/ha. Harga kacang tanah ditentukan oleh mekanisme pasar, dan pola harga mengikuti pola panen. Pasar kacang tanah tergolong kedalam oligopoli atau oligopsoni dan pemasarannya relatif sederhana. Distribusi biaya dan keuntungan antar pelaku agribisnis relatif merata menunjukkan bahwa mekanisme pasar kacang tanah bekerja efisien. Dari sisi peluang, pengembangan kacang tanah juga diharapkan didukung oleh kebijakan pemerintah daerah yang kondusif. Meskipun belum mendapat prioritas pengembangan di level pusat, namun di daerah cukup apresiatif. Untuk mendukung pengembangan kacang tanah dari sisi pengembangan inovasi, diperlukan pendampingan yang lebih intensif.
Kata Kunci: potensi, peluang, pengembangan, kacang tanah.
Kata Kunci: potensi, peluang, pengembangan, kacang tanah.
Refbacks
- There are currently no refbacks.