PESANTREN DAN ORȆNG KȆNȆK SEBAGAI AGEN PEMERTAHANAN BAHASA MADURA: SEBUAH STUDI SOSIOLINGUISTIK

Herlianto A

Abstract


Artikel ini meneliti tentang peran pesantren dan orȇng kȇnȇk dalam pemertahanan bahasa Madura. Pesantren dan orȇng kȇnȇk sebagai kelas paling bawah dalam stratifikasi sosial Madura telah menjadi agen yang secara intens menggunakan bahasa Madura. Secara perencanaan dan kebijakan bahasa, keduanya mengambil peran yang signifikan dalam pemertahanan bahasa Madura pada dimensi pemerolehan dan prestis bahasa. Keterlibatan dua agen ini sangat dibutuhkan mengingat eksistensi bahasa Madura yang kian mengalami pergeseran penggunaannya utamanya di kalangan anak-anak dan remaja. Dengan menggunakan pendekatan etnolinguistik dan sosiolinguistik, artikel ini mendeskripsikan bahwa ada tiga tipe pesantren yang menggunakan bahasa Madura: tradisional, modern dan percampuran keduanya dengan intensitas yang berbeda. Pesantren tradisional adalah yang paling inten berbahasa Madura, diikuti percampuran dan yang modern. Intensitas ini dilihat dari proses belajar mengajar, bahan ajar, dan komunikai keseharian para santri. Adapun secara kelas sosial, Madura terbagi dalam priyai, ponggebe, dan orȇng kȇnȇk. Dari ketiganya orȇng kȇnȇk paling intens menggunakan bahasa Madura diikuti oleh kelas ponggebe dan priyai.

Kata Kunci : pesantren, orȇng kȇnȇk, pemertahanan Bahasa.


Full Text: PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


e-ISSN: 2621-0584
p-ISSN: 2407-9189