TRANSFORMASI DAN ETNOMATEMATIKA MOTIF BATIK KALIMANTAN PADA TAMENG DAN SERAUNG

Abstract

Batik Kalimantan memiliki kekayaan baik dari segi warna maupun motifnya. Penerapan batik Kalimantan tidak hanya pada pakaian, tetapi juga pada benda-benda yang dianggap bersejarah oleh masyarakat Kalimantan. Benda-benda tersebut, misalnya tameng dan seraung. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi matematika yang meliputi rotasi, refleksi, dan translasi, serta etnomatematika pada motif batik Kalimantan. Penelitian ini memilih 6 motif batik yang terdiri dari 3 motif pada tameng dan 3 motif pada seraung. Motif-motif batik tersebut diamati dan kemudian dipilih suatu pola sebagai dasar dari motif tersebut. Dari pola dasar tersebut dapat ditentukan transformasi yang terjadi pada motif tertentu. Salah satu motif tameng yang dikaji, yaitu Gergasi. Motif tersebut memiliki makna sebagai simbol masyarakat dayak yang tenang dan kuat. Cara pembuatan motif pada tameng ini, yaitu dengan membagi tameng menjadi dua sisi kemudian diukir salah satu sisinya terlebih dahulu dan dilanjutkan sisi yang lain. Setelah diukir, dilakukan pewarnaan pada tameng. Dari motif Gergasi, dipilih seperempat bagiannya sebagai pola dasar. Pola dasar tersebut dicerminkan terhadap sumbu x dan y sehingga membentuk suatu motif yang utuh. Begitu pula dengan salah satu motif pada seraung, transformasi yang terjadi yaitu pencerminan, rotasi, dan translasi. Seraung merupakan topi lebar yang terbuat dari anyaman daun kering yang dihiasi dengan motif. Cara pembuatan motif pada seraung, yaitu dengan menggambar pola terlebih dahulu pada kain yang melapisi seraung kemudian disulam. Seraung memiliki makna dalam tradisi pertunangan masyarakat Dayak, dimana pihak perempuan menyerahkan seraung kepada pihak laki-laki. Makna tersebut merupakan bukti dari komitmen dan kesungguhan pengantin dalam membangun rumah tangga.

Keywords: Transformasi, Etnomatematika, Batik Kalimantan, Tameng, Seraung.