URGENSI PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Abstract

Berpikir kritis (critical thinking) merupakan proses disiplin intelektual dari konseptualisasi yang aktif dan terampil, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul, 2007: 1). Berpikir kritis melibatkan kemampuan untuk mengejar pertanyaan seseorang melalui pencarian mandiri dan interogasi pengetahuan, pengertian pengetahuan yang dapat ditandingkan, dan mampu menghadirkan bukti untuk mendukung argumen seseorang (Pithers & Soden, 2000: 239).

Berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian yang fundamental dari kematangan manusia. Oleh karena itu pengembangan kemampuan berpikir kritis menjadi sangat penting bagi siswa pada setiap jenjang pendidikan. Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan sekolah, diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika, seperti yang diungkapkan oleh de Bono (1990: 9), salah satu mata pelajaran yang dianggap dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah matematika. Namun pada kenyataannya penerapan proses belajar mengajar di kelas kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis (Sanjaya, 2009: 1).

Dengan demikian melalui pembelajaran matematika diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan dapat memanfaatkan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan nyata. Untuk itu guru perlu memfasilitasi siswanya dalam membangun kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran matematika.

Kata kunci: berpikir kritis, pembelajaran matematika, siswa